Museum Nusa Tenggara Barat
Museum Daerah Nusa Tenggara Barat – museum yang berada kurang lebih 7 km dari pusat kota Mataram, tepatnya terletak di jalan Panji Titar Negara No.6 Kecamatan Ampenan Selatan. Museum ini didirikan pada tanggal 23 Januari 1982 berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan selanjutnya disahkan oleh Dr. Daoed JoeSoef.

Museum ini banyak mengoleksi benda-benda bersejarah yang ditemukan di Nusa Tenggara Barat. Sudah lebih dari 7.000 koleksi benda-benda bersejarah yang disususn rapi. Benda-benda tersebut disusun berdasarkan unsur-unsur budaya yang ada di Nusa Tenggara Barat, seperti sistem mata pencaharian, sistem irganisasi kemasyarakatan, sistem religi, dan kesenian, bahasa, sistem teknologi, serta sistem pengetahuan. Koleksi yang dipajang diruang pameran menggambarkan sejarah alam dan kehidupan manusia sejak prasejarah hingga kini. Salah satu unsur budaya yang paling menonjol di museum ini adalah sistem religi dan kesenian yang menampilkan empat kelompok etnik yang ada di Nusa Tengara Barat, yaitu Sasak dan Bali di pulau Lombok dan etnik Sumbawa dan Mbojo di pulau Sumbawa. Dibagian depan museum berdiri sebuah asli sasak, yaitu berugak dengan arsitektur lebih modern. Museum ini memiliki daya tarik tersendiri apabila dibandingkan dengan museum-museum lainnya. Daya tairk tersebut adalah dalam museum ini bukan hanya kaya akan koleksi-koleksi yang tidak hanya berkaitan dengan budaya sasak (suku asli Pulau Lombok), tetapi juga suku-suku sekitarnya, seperti Bali, Samawa, dan Mbojo.

Bangunan museum ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu ruangan depan dan ruangan pameran yang masing-masing terhubung dengan sebuah koridor yang terdapat beberapa ilustrasi gambar mengenai budaya sasak, seperti Gandrung, Rudat, Cepung, Wayang dan Jaran Kamput. Sementara pada dinding bagian kanan terdapat gambar mengenai Meengke, Toja, Konya, Sak Eco dan Rebana Rea. Ruangan pameran museum sendiri terbagi menjadi dua ruangan, ruang I dan ruang II. Ruang pameran I lebih banyak menyimpan fosil kuno, seperti fosil Stegodon, Paleokarbau, dan Hypothalamus. Koleksi fosil dari kayu-kayu langka, seperti Rajumas, Cempaka, Lingsar, Kepundung, dan Kelincung juga berada diruang ini. Ruang pameran II lebih banyak menampilkan artefak yang berkaitan dengan budaya masyarakat setempat. Beragam jenis pakaian adat Sasak, Bali, Mbojo dan Samawa juga berada pada ruangan ini. Artefak kuno, seperti Arca Siwa Mahadewa (patung abad IX), alat-alat yang digunakan dalam upacara daur hidup dalam keseharian masyarakat (ceret, kendi, pondi, kipas), serta alat-alat yang biasa digunakan untuk penobatan raja-raja pada Kesultanan Bima, Kerajaan Sumbawa, dan Selaprang (Kipas Emas) menjadi nilai tersendiri bagi museum ini.

Para wisatawan yang ingin berkunjung ke Museum Daerah Nusa Tenggara Barat dapat menggunakan dua jalur, yaitu jalur darat dan jalur udara. Apabila berangkat melalui terminal Mandalika, dapat menggunakan angkutan kota jurusan Cakra – Ampenan, setelah itu berhenti sampai perempatan Seruni dan dilanjutkan dengan menggunakan cindomo (alat transportasi khas Lombok) hingga ke museum. Perjalanan ditempuh sekitar 30 menit saja. Sementara itu, untuk jalur udara hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk menuju Museum Daerah Nusa Tenggara Barat. Apabila datang dari Pulau Lombok, para wisatawan langsung menuju Bandara Selaparang (Mataram). Museum Daerah Nusa Tenggara Barat dibuka untuk umum dari hari selasa sampai hari sabtu, dari pukul 08.00 – 13.00 WITA. Jadi bagi para wisatawan yang ingin mengunjungi museum ini harus sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh pengelola.

0 komentar:

Post a Comment

 
Top